Mikroevolusi
Mikroevolusi merupakan perubahan frekuensi alel atau frekuensi genotipe pada populasi dari generasi ke generasi. Mikroevolusi biasanya melibatkan perubahan kecil yang terjadi pada populasi dalam beberapa generasi.
Terjadinya perubahan frekuensi alel atau frekuensi genotipe pada populasi merupakan hasil dari 5 proses mikroevolusi, yaitu:
1) nonrandom mating,
(2) mutasi
(3) genetic drift
(4) gene flow
(5) natural selection (seleksi alam).
Nonrandom Mating (Perkawinan tidak acak)
Ketika indvidu memilih pasangan berdasarkan penampakan fenotipe, maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan frekuensi alel pada populasi. Dua contoh nonrandom mating adalah inbreeding dan assortative mating.
Inbreeding merupakan perkawinan individu yang secara genetik serupa. Pada banyak populasi, individu seringkali melakukan perkawinan dengan tetangga terdekat, dibanding individu yang lebih jauh pada populasi. Oleh karena itu, individu yang berdekatan cenderung serupa secara genetik. Meskipun tidak merubah alel secara keseluruhan, inbreeding meningkatkan frekuensi genotipe homozigot. Contoh inbreeding yang paling ekstrim adalah self-fertilization yang dapat ditemukan pada tumbuhan tertentu. Inbreeding dapat menyebabkan terjadinya inbreed depression, yakni penurunan kesintasan individu hasil inbreeding.
Assortative mating merupakan proses perkawina yang didasarkan pada sifat fenotipe. Misalnya, beberapa hewan cenderung memilih pasangan yang serupa secara fenotipe (positive assortive mating). Assortative mating biasanya meningkatkan jumlah homozigot pada populasi, dan tidak mengubah keseluruhan frekuensi alel dalam populasi.
Assortative mating merubah frekuensi genotipe hanya pada lukos gen yang terlibat dalam pemilihan pasangan, sedangkan inbreeding mempengaruhi frekuensi genotipe pada seluruh genome.
Mutasi meingkatkan variasi pada populasi
Mutasi merupakan perubahan susunan basa nitrogen pada molekul DNA yang dapat menjadi sumber variasi pada populasi.
Tidak semua mutasi diwariskan ke generasi berikutnya. Mutasi yang diwariskan adalah yang terjadi pada sel gamet.
Mutasi sendiri dapat menyebabkan sedikit penyimpangan dari frekuensi alel. Meskipun demikian, perubahan yang disebabkan mutasi masih lebih kecil pengaruhnya terhadap proses evolusi jika dibandingkan dengan genetic drift. Mutasi biasanya diabakan sebagai pendorong evolusi, namun tetap penting bagi proses evolusi karena merupakan sumber utama variasi genetik.
Pada Genetic Drift, kejadian acak mengubah frekuensi alel
Ukuran populasi memiliki pengaruh penting pada frekuensi alel, karena kejadian acak cenderung menyebabkan perubahan berskala besar pada populasi kecil. Terjadinya perubahan evolusioner secara acak pada populasi kecil dikenal dengan istilah genetic drift. Genetic drift menyebabkan terjadinya perubahan frekuensi alel pada populasi dari generasi ke generasi. Suatu alel mungkin saja hilang dari populasi secara kebetulan, terlepas dari apakan alel tersebut menguntungkan atau merugikan. Mmisalnya, karena dimangsa predator, atau karena kebakaran, sehingga individu mati sebelum bisa mewariskan gen kepada generasi berikutnya. Genetic drift menurunkan variasi genetik pada suatu populasi, namun cenderung meningkatkan perbedaan genetik antara populasi yang berbeda.
Ketika terjadi Bottleneck, Genetic Drift menjadi pendorong utama terjadinya evolusi.
Fluktuasi lingkungan, misalnya penurunan suplai makanan atau munculnya wabah penyakit, dapat menyebabkan jumlah populasi menurun secara drastis dari waktu ke waktu. Populasi dikatakan melalui Bottleneck ketika genetic drift terjadi pada populasi kecil yang terdiri atas kelompok individu yang berhasil bertahan. Ketika jumlah populasi mulai meningkat, banyak frekuensi alel yang menjadi sangat berbeda dari frekuensi alel populasi awal (misalnya, sebelum terjadinya wabah penyakit).
Founder Effect merupakan genetic drift yang terjadi ketika sekelompok individu dari populasi besar memisahkan diri dan membentuk kolono baru. Ketika satu atau beberapa orang dari populasi besar memisahkan diri, mereka hanya membawa variasi kecil yang ada dari populasi awal. Akibatnya, frekuensi alel pada populasi ini akan jauh berbeda dengan frekuensi alel ada populasi awal.
Gene flow umumnya meningkatkan variasi dalam populasi
Gene flow terjadi ketika terjadi migrasi individu dari populasi yang berbeda, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan alel. Ketika alel berpindah dari satu populasi ke populas lainnya,
1. Jelaskan definisi mikroevolusi!
2. Jelaskan bagaimana faktor berikut mempengaruhi perubahan frekuensi alel pada populasi: (1) nonrandom mating, (2) mutasi, (3) genetic drift, (4) gene flow, (5) natural selection (seleksi alam).
Komentar
Posting Komentar