Dare to Change: Tips Sukses ala Sophie Paris!





Kalau bahas soal Sophie Martin, saya selalu flashback ke masa SMP. Dulu, Sophie Paris lebih dikenal dengan sebutan Sophie Martin dan adalah salah satu brand favorit. Uang tabungan bahkan rela dibelanjakan, demi Sling Bag Sophie berbahai kain dengan warna coklat dan gambar Teddy yang lucu. Apa cuma saya yang sejak bertahun-tahun lalu sudah punya kenangan tentang Sophie Paris? Saya yakin sih, ada banyak orang yang punya kenangan dengan Sophie Martin di masa sekolahnya bertahun-tahun lalu. 

Kalau dipikir-pikir lagi, hebat juga ya orang-orang dibalik sepak terjang Sophie Paris yang berhasil menghadapi tantangan perubahan zaman. Sejak zaman kirim sms masih pakai emotikon manual :D, sampai zaman sosial media dengan berbagai fitur canggih, Sophie Paris tetap hadir dan menjawab kebutuhan konsumen di Indonesia. Eksistensi Sophie Paris di tengah pesatnya perubahan zaman memang patut diacungi jempol. Pertanyaannya, bagaimana Sophie Paris bisa tetap eksis selama bertahun-tahun? Apasih rahasia sukses CEO Sophie Paris mempertahankan bisnisnya di era persaingan ekonomi saat ini? 

Nah, untuk teman-teman yang mau tau tips sukses dari Sophie Paris, di postingan kali ini saya akan share beberapa rahasia sukses di era globalisasi ala Sophie Paris. Yuk, kepoin apa saja rahasianya?!


***

Sabtu, 8 September 2018. Sophie Paris menyelenggarakan Regional Seminar untuk pertama kalinya sepanjang sepak terjangnya di bidang enterpreneurship. Regional Conferrence 2018 merupakan seminar terbesar sekaligus rekognisi bagi lebih dari 100 member yang telah mencapai program Sophie Leaders Club (SLC). Bertempat di Maraja Ballroom Hotel Sahid Makassar, CEO Sophie Paris Hassan Hudson berbagi kiat mencapai sukses dengan Sophie Paris di hadapan ratusan enterpreneur dari berbagai wilayah di Sulawesi Selatan. Selain itu, hadir juga Gregory Fauvet (EVP Sales & Marketing) dan Deasy Rahayu (VP Sales & Training) yang memaparkan tentang perubahan di era digital dan QR code.


Hari itu, Gregory membuka seminar dengan memperlihatkan suatu perusahaan di Tiongkok yang proses produksinya sudah memanfaatkan mesin dengan sebagian kecil tenaga kerja manusia. Sebenarnya peran  tenaga kerja manusia yang mulai diganti dengan robot atau mesin juga mulai hadir di sekitar kita, kan? Seperti mesin pertamini, ATM, dan kasir otomatis yang memungkinkan pelanggan melakukan self-service. Di masa depan, ketika peran mesin atau robot semakin banyak menggantikan tenaga kerja manusia dalam proses produksi, apa yang akan terjadi? Akankan kompetisi untuk suatu pekerjaan menjadi semakin ketat? Atau justru sebaliknya?

Untuk pertanyaan itu, Gregory menegaskan pentingnya memanfaatkan teknologi dalam berwirausaha. Menyadari pentingnya pemanfaatan digital untuk mendukung kesuksesan usaha, Sophie Paris mulai tahun ini telah menerapkan 100% sistem online untuk para membernya. Jadi, selain menggunakan sms, perekrutan member baru dapat dilakukan secara online melalui websitenya di www.sophieparis.com. Nah, tampilan websitenya bisa dilihat di bawah ini.

 



Mungkin ada di antara teman-teman yang penasaran, kenapa sih Sophie Paris menggunakan sistem penjualan langsung? Saya sendiri pernah bertanya-tanya tentang hal ini. Kenapa harus dijual dengan katalog dengan sistem member? Kenapa bukan dijual di toko saja seperti brand fashion lainnya? 

Ternyata, salah satu visi dari Sophie Paris ini adalah untuk memberdayakan masyarakat Indonesia, khususnya para wanita. "Kita ingin Ibu-Ibu tetap bisa memiliki penghasilan meskipun tinggal di rumah." tutur Hassan Hudson selaku CEO Sophie Paris. 

“Kami percaya pada kewirausahaan. Kami percaya bahwa memberikan peluang bagi setiap orang untuk memiliki bisnis independen dan menguntungkan akan membantu mengurangi angka kemiskinan dan menghadirkan kesempatan yang sama bagi semua” Hudson memaparkan kepercayaannya tentang peran penting kewirausahaan dalam mencapai kesuksesan di era globalisasi.

Sejak tahun 1995, Sophie telah menjadi saksi dari kesuksesan dan kreativitas orang-orang saat menjalankan bisnis mereka. Bahkan kisah sukses itu bisa dilihat dari Founder sekaligus CEO Sophie Paris, yang memulai bisnisnya dari produksi tas rumahan, hingga kini telah memiliki kantor di beberapa negara, selain lokasi kantor pusatnya di Jakarta, Indonesia.
Sebagai CEO Sophie yang telah menjadi pemimpin perusahaan fashion dengan sistem penjualan langsung di Asia, Hassan Hudson membagikan 3 hal penting untuk sukses ala Sophie Paris.

Percaya Diri bisa Sukses
Langkah pertama untuk sukses adalah Percaya pada kemampuan diri sendiri bahwa KITA BISA SUKSES ! Ya, tentu saja kita harus percaya dengan kemampuan diri sendiri. Kalau bukan kita, siapa lagi? Ya, kan? 

Jadi Duta Sophie
Tips sukses kedua ala Hudson adalah jadi Duta Sophie. Intinya, kita harus cinta produk sendiri. Kalau ingin sukses dengan bisnis Sophie, jadilah yang pertama menggunakan produk terbaru Sophie. Ya, bisa saja setelah melihat produk yang kita gunakan, teman-temannya jadi ingin pesan juga. Saya sendiri super setuju dengan Hudson. To be successful, We should be proud of what we do! Mau sukses bisnis Sophie tapi ga pakai produk Sophie? Sama saja seperti mau jadi pintar tapi ga mau belajar, kan? 


Manfaatkan Teknologi
Nah, tips ketiga ini tentu penting. Teknologi harus dimanfaatkan, supaya keuntungan berlipat ganda! Misalnya, kalau punya bisnis, manfaatkanlah seluruh sosial media untuk promosi. Facebook, Twitter, Instagram, Line, Whatsup, semuanya! Hudson bahkan menjelaskan, salah satu top seller Sophie Martin berhasil memperoleh omset mencapai 4 Miliar Rupiah dengan memanfaatkan media online. Hebat, ya?!   Intinya, hangman coma kern eras, tapi harus kerja cerdas ya!

Well, ketiga tips sukses Ala Hassan Hudson tentu bisa diadaptasi untuk berbagai tujuan yang ingin teman-teman capai. Percaya dengan kemampuan diri sendiri, bangga dengan hal yang dilakukan, dan manfaatkan teknologi untuk mencapai tujuan! Satu lagi, jangan lupa berdoa ya!











Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mie Instan

PERBANDINGAN ANATOMI DAUN TANAMAN C3 DAN C4

Pesan Inspiratif dari Tiga Film Favorit