5 Hal yang Menunjukkan Tumbuhan Lebih Cerdas dari Yang Kita Bayangkan!



Semasa kecil, saya pernah berpikir bahwa tumbuhan adalah benda mati. Saya melihat tumbuhan sebagai benda yang tidak dapat bergerak, berlari, dan berpindah tempat layaknya hewan. Tumbuhan juga tidak dapat menghasilkan berbagai macam suara seperti yang selalu terdengar dari hewan di sekitar. Jika hewan bisa berlari atau mengeluarkan suara peringatan saat ancaman datang, tumbuhan hanya dapat berdiam diri di tempat. Statis dan pasif. 

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak hal yang membuat saya menyadari bahwa Tumbuhan adalah mahluk hidup yang aktif erinteraksi dengan lingkungannya. Tumbuhan ternyata dapat melakukan banyak hal, dengan caranya sendiri. 

Ada setidaknya 5 hal yang dapat menjadi bukti bahwa tumbuhan itu bukan benda statis dan pasif seperti yang saya pikir dulu.

1.       Tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri
Fotosintesis pada Tumbuhan (Sumber: Google pictures)
Nasi adalah salah satu makanan pokok masyarakat kita. Karbohidrat yang terkandung dalam nasi adalah salah satu sumber energi. Jika kita memperoleh makanan dari tumbuhan, tumbuhan justru dapat memproduksi makanannya sendiri (i.e. karbohidrat) melalui proses fotosintesis. Tumbuhan memanfaatkan bahan-bahan anorganik di lingkunyannya, termasuk H­2O (air) dan karbondioksida (CO2), untuk membentuk karbohidrat. Prosesnya tentu kompleks. Dimulai dari siklus terang yang menyimpan energi dari cahaya matahari dalam bentuk ATP dan NADPH, hingga siklus gelap yang akhirnya mengubah karbondioksida (CO2) menjadi karbohidrat. Salah satu enzim penting dalam proses ini adalah enzim rubisco. Bayangkan jika kita memiliki enzim rubisco. Karbondioksida residu pernapasan mungkin akan kita tampung untuk diproses menjadi karbohidrat. Jadi tak perlu lagi bersusah-susah memasak nasi dan lauk-pauk.     

2.       Tumbuhan dapat berkomunikasi dengan serangga
Bunga Anggrek dan Serangga Polinator (Sumber: Australian Geographic)
Komunikasi tidak hanya penting bagi manusia dan hewan, tapi juga penting bagi tumbuhan. Jika manusia berkomunikasi dengan bahasa, maka tumbuhan berkomunikasi dengan struktur tubuh atau senyawa kimia yang dihasilkannya. Salah satu contohnya adalah komunikasi untuk menarik serangga pada tanaman yang penyerbukannya dibantu oleh serangga. Bunga pada tanaman Anggrek Australia (Prasophyllum sp.) misalnya, menghasilkan senyawa kimia yang menyerupai feromon serangga betina. Serangga jantan yang menerima sinyal senyawa feromon ini akan tertarik untuk hinggap pada bunga Prasophyllum sp. Penyerbukan kemudian terjadi ketika serangga jantan berusaha melakukan kopulasi semu dengan bunga (pseudo-copulation). Pola penyerbukan dengan cara seperti ini disebut desesi (penipuan) seksual. Penyerbukan melalui desepsi seksual, menurut Schiest dan Peakaall (2002), sangat spesifik dan hanya melibatkan satu jenis spesies serangga. Amazingly smart!  


3.       Tumbuhan dapat mengukur waktu
Fotoperiodisme pada Tumbuhan (Sumber: Google Picture)


Tumbuhan dapat mengetahui kapan waktu untuk berbunga dengan mengukur perbedaan panjang waktu siang dan malam. Tumbuhan tertentu, seperti mawar, hanya berbunga ketika memperoleh cahaya rata-rata penyinaran yang lebih pendek dari periode kritisnya. Ada pula tumbuhan yang hanya berbunga ketika cahaya rata-rata penyinaran yang diterima lebih panjang dari periode kritisnya.   

4.       Tumbuhan dapat membedakan arah
Gravitropisme pada Tanaman (Sumber: Google pictures)
Tak peduli bagaimanapun posisinya, akar akan selalu tumbuh ke bawah. Hal ini dikenal dengan istilah gravitropisme atau geotropisme. Gravitropisme pada tumbuhan dipengaruhi oleh adanya statolit, sakarida (pati) yang dapat membentuk sedimen di delam sel tumbuhan, utamanya pada sel-sel tertentu di tudung akar yang disebut statosit (statocyte). Jadi, statosit adalah sel-sel pada tudung akar yang terlibat dalam persepsi gravitropisme tanaman.  Menurut para peneliti, sedimentasi statolit di dasar statosit oleh vektor gravitasi menyebabkan stimulasi pembelahan unilateral pada tingkat seluler. Karenanya, perubahan orientasi intraseluler tersebut dapat membantu organ tumbuhan untuk menanggapi stimulus yang datang dengan sangat cepat (Haberlandt dan Nemec, 1990).   


5.       Tumbuhan dapat mempertahankan diri terhadap serangan bahaya
Pertahanan Struktural Tumbuhan (Sumber: Google Pictures)

Meskipun tidak dapat berlari atau bersembunyi untuk menghindari bahaya, tumbuhan memiliki caranya sendiri untuk melawan bahaya. Tumbuhan dapat mempertahankan diri dari kemungkinan ancaman melalui struktur morfologis ataupun melalui proses fisiologis. Duri pada batang dan daun adalah salah satu contoh pertahanan struktural terhadap herbivora. Sementara itu, senyawa kimiawi berbau menyengat hingga bersifat toksik dapan menjadi pertahanan kimiawi tumbuhan. 

Itulah beberapa hal tentang tumbuhan yang mungkin seringkali kita abaikan. Meskipun terlihat statis dan pasif secara kasat mata, tumbuhan ternyata mampu melakukan banyak hal-hal tak terduga untuk mempertahankan hidupnya, termasuk membuat makanannya sendiri, menarik serangga pollinator, mengukur datangnya waktu berbunga, hingga mempertahankan diri dari hama serangga. 

Sumber Bacaan:

 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mie Instan

PERBANDINGAN ANATOMI DAUN TANAMAN C3 DAN C4

Pesan Inspiratif dari Tiga Film Favorit