Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Hal-Hal Baik Yang Terlewatkan

Gambar
Ada satu pertanyaan menarik dari seorang junior di sesi akhir tanya jawab Sharing Motivasi dua pekan lalu. Namanya Farid, pria berkacamata yang langganan juara debat. Mungkin karena terbiasa berpikir kritis, Farid jadi punya banyak stok pertanyaan unik di kepalanya. Seperti pertanyaannya sore itu, “Hal apa yang anda sesali sekarang, karena tidak melakukan hal itu semasa kuliah dulu?” Mendengar ini, saya yang awalnya tenang malah jadi gelisah. “Maaf, boleh diulang pertanyaannya?” Saya bertanya kembali, dengan sedikit ekspresi wajah bingung. “Maksud saya, mungkin ada hal-hal yang seandainya dilakukan semasa S1 dulu, hari ini anda bisa menjadi versi diri yang lebih baik.” Farid menjelaskan arah pertanyaannya, masih dengan raut wajah yang tenang.  Saya akhirnya paham, Farid bertanya tentang hal-hal baik yang dulu pernah terlewatkan. Hanya saja, saya ragu, sanggupkah menjawab pertanyaan ini? Bukankah cerita tentang hal-hal itu hanya untuk diri sendiri? atau,

Pura-Pura Bahagia Tak Perlu Banyak Energi

Gambar
Source: Sutterstock.com Sebagai mahasiswa muslim yang hidup di tengah-tengah masyarakat non-muslim Negeri Gajah Putih,  berbagai pertanyaan unik seringkali menjadi kejutan saat berkumpul dengan teman sejawat.  Misalnya, saat makan siang di kantin, beberapa pertanyaan itu akan muncul satu per satu,  "Kenapa babi haram bagi muslim?" "Kenapa muslim harus shalat lima kali sehari?" "Kenapa wanita muslim harus berjilbab?" Menjawab pertanyaan mereka memang tidak menyusahkan. Hanya, aneh saja rasanya  menjawab deretan pertanyaan yang kita anggap sederhana. Di antara semua pertanyaan unik yang saya temui, hanya sekali saya menerima pertanyaan tentang bahagia. Ya, hanya sekali, untuk hal yang menurut saya lebih esensial, namun seringkali diabaikan. Mungkinkah karena kita terlalu sibuk berpura-pura bahagia, hingga lupa melihat sekeliling dan bertanya dengan lebih teliti, "Masihkah kita berbahagia?" Nah, di tulisan kali ini, saya ingin b

Sharing Motivasi

Gambar
Rabu, 9 Mei 2018.  Kak Nila dan Kak Andi (Tengah) Hari ini, Jurusan Biologi FMIPA UNM kedatangan salah satu alumni dengan prestasi membanggakan.  Seorang promovendus muda, Naswandi Nur, yang akrab disapa Kak Andi. Pemuda kelahiran Kalosi Sidrap tahun 1991 ini adalah Peraih Beasiswa PMDSU (Program Magister-Doktor Sarjana Unggul) pada tahun 2013. Melalui PMDSU, Kak Andi dapat mengenyam pendidikan doktoral segera setelah lulus S1. Alhasil, Kak Andi dapat segera menyandang gelar doktor di usia yang masih sangat muda, 27 tahun.  Tentu saja calon doktor muda ini tidak datang sendiri, karena ada Kak Nila yang selalu setia mendampingi. Bertemu kembali dua orang senior setelah lima tahun, rasanya seperti kembali ke masa-masa S1. Masih terekam jelas momen bincang-bincang dengan Kak Nila di bawah pohon mangga di dekat parkiran jurusan, juga momen asistensi laporan dengan Kak Andi. Warna suara mereka tetap sama, hanya garis wajah yang tentu saja lebih dewasa. Kegiatan hari i

Tips Menumbuhkan dan Merawat Motivasi Belajar

Gambar
(Source: Fluentu.com) Sore itu, Ade memasang ekspresi wajah bingung, antara kesal dan tidak percaya, lalu bertanya dengan suara nyaris berteriak. "Kak Citra, pokoknya saya  nda  terima, kenapa ada orang yang hobinya belajar?!" Saya tertawa kecil melihat ekspresinya, lalu balik bertanya, "Apa salahnya kalau suka belajar?" Ade menghela napas. Kali ini sambil menahan tawa. "Kak,  nda  mungkin ada yang percaya. Belajar itu sesuatu yang ..., apa yah..., pokoknya nda mungkin ada orang yang hobinya belajar, Kak. Please, jangan rusak kepercayaanku tentang itu." 
 
 *** 
 
 Sore itu, Ade meminta saya menulis tentang bagaimana seseorang bisa suka belajar? Hal yang menurutnya aneh. Saya tentu setuju untuk memenuhi permintaan Ade. Karenanya, di tulisan kali ini, saya mencoba bercerita tentang mengapa ada orang-orang yang selalu termotivasi untuk belajar. Sebelum bercerita lebih jauh tentang hal ini, saya ingin kita sepakat, bahwa kata "